Kami menjual batik dan songket especially dari serawak, malaysia. Pelbagai pilihan corak batik dan songket boleh dipilih dan harga yang ditawarkan agak berpatutan. Kami juga menjual dengan harga borong dan merupakan pemborong terbesar dari serawak.
Latest Articles
Saturday, 27 February 2016
Friday, 26 February 2016
Friday, 19 February 2016
Masyarakat Sarawak mewarisi kepakaran menenun songket
dari masyarakat Melayu Kepulauan
Borneo. Sebelum menggunakan benang
sutera emas, penenun tempatan terlebih dahulu menggunakan benang sutera nanas
atau pisang dan diwarna dengan bahan semulajadi (natural dye). Walaubagaimanapun benang sutera pisang tidak
lagi digunakan dalam menghasilkan songket Sarawak.
Songket Sarawak dapat dibahagikan kepada empat jenis
iaitu kain bertabur atau kain Brunei (bunga bertabur di bahagian badan
kain). Kedua, kain berturus (corak
berdiri), jalur emas. Ketiga kain
belatak, corak penuh dan keempat ialah songket biasa atau dikenali sebagai kain
lungik, atau dipanggil juga kain songket sutera pisang.
Tenunan
dan sulaman ini juga digunakan dalam acara seperti menjadi sheikh gendang,
berkhatam Quran serta dalam upacara perkahwinan. Tenunan digunakan untuk menghiasi
ponggor (pelamin). Di samping itu ia juga keindahan songket
Sarawak terserlah melalui kelengkapan
persalinan tradisi. Songket Belatak
dipakai sebagai tape (sarung) oleh pengantin perempuan dan dilengkapi dengan kelubung yang menggunakan
songket berturus. Kaum lelaki memadankan
sabok (samping) songket berturus dengan baju tradisional.
The Malays of Sarawak state inherited their songket weaving skills from the Malay
society of Borneo Isle. Some of these songket
were once made from cotton, banana (abaca)
or pineapple fibre, coloured with natural dyes. Now, most are made of silk,
though abaca and cotton is still
occasionally used.
There are four main types of Sarawak songket: kain bertabur or kain Brunei
(with scattered motifs on the 'body'), kain
berturus (with vertical bands and golden stripes), kain belatak (with a fully patterned 'body'), and kain lungik or songket
biasa or traditionally al so known as
songket sutera pisang.
These songket were
once used in traditional or religious ceremonies such as sheikh gendang or berkhatam, and
for decorating the ponggor (wedding
dais). However, it's best known as traditional costumes for both men and women.
Men often wore songket
berturus as a sabok, a short
sarong that extends to below the kneecaps (though younger men prefer it set above
the knees). Brides would wear an elaborate tape (sarong) songket belatak, worn flared with a decorative buckle in front.
A kelubung head
covering was sometimes used, or the sarong could be worn as a shawl, or just
slung over her baju kurung or kebaya top.
Sumber : Bahagian Pemuliharaan, Kraftangan Malaysia
Terdapat juga kajian daripada pakar yang mengkategorikan corak songket kepada tujuh jenis iaitu:
1.Songket bunga penuh (overall or full pattern)
2. Songket bunga bertabur (spotted or scattered pattern)
3.Songket corak berjalur (stripes)
4.Songket corak berdiri (vertical stripes)
5.Songet corak melintang (horizontal stripes)
6.Songket corak siku keluang (chevron)
7.Songket corak tapak catur (checks)
8.Songket corak pucuk rebung (bamboo shoot pattern)
9.Tepi kain (border pattern)
Songket Corak Penuh
Bercorak penuh
- Corak penuh bersulam juga dikenali songket cuban. Motif benang emas dan perak ditenun memenuhi keseluruhan kain.
- Corak ini biasanya digunakan di bahagian utama kain atau badan kain, dan biasanya diisi dengan benang emas.
Songket Bunga Tabur
- Corak ditenun secara bertaburan dan tidak terikat atau berangkai antara satu sama lain.
- Motif bunga yang ditenun ialah bunga tanjung, bunga buah cermai, bunga buah kesemak dan lain-lain.
- Taburan pada kain songket juga dilengkapi dengan garisan corak di kepala dan kaki kain.
- Susunan motif dibuat secara jaluran berdiri atau melintang.
Jenis Batik dari Indonesia
Terdapat pelbagai jenis batik yang ada. Apabila ditinjau dari cara atau
teknik pembuatannya, batik dapat dibezakan menjadi batik tulis, batik
cap dan batik printing (cetakan).
1. Batik Tulis
Batik tulis adalah jenis batik yang dihasilkan melalui pemberian malam pada kain dengan menggunakan alat yang benama canting.
Canting terbuat dari tembaga yang berbentuk seperti corong untuk
menampung malam (lilin batik) dan mempunyai lubang pada salah satu
sisinya yang berupa pipa kecil sebagai saluran keluarnya malam. Pada
saat proses pembuatan batik, corong tersebut digoreskan pada kain untuk
membentuk ragam hias batik pada permukaan kain.
Canting tulis terdiri dari berbagai jenis dan ukuran yang disesuaikan
dengan fungsinya. Karena batik ini ditulis maka bentuk gambar atau
desain batik tulis tidak ada pengulangan yang jelas sehingga tampak
luwes. Setiap potongan gambar yang diulang pada lembar kain biasanya
tidak akan pernah sama bentuk dan ukurannya. Gambar batik tulis dapat
dilihat pada kedua sisi kain (tembus bolak-balik). Dasar kain memiliki
warna lebih muda dibandingkan dengan warna goresan motif.
2. Batik Cop
Batik
cop adalah batik yang dihasilkan dengan cara membasahi salah satu
permukaan bagian cap dengan malam yang kemudian dicapkan pada kain. Cop
tersebut membentuk rangkaian motif atau corak. Untuk membuat berbagai
motif diperlukan pula berbagai macam cop. Motif atau corak batik cap
selalu ada pengulangan yang jelas sehingga bentuknya sama. Garis motif
mempunyai ukuran yang lebih besar dari batik tulis. Motif hanya kuat di
salah satu sisi kain. Dasar kain memiliki warna lebih tua dari
dibandinkan motifnya. Proses pembuatan batik cap lebih cepat
dibandingkan dengan proses pembuatan batik tulis.
3. Batik Printing (Cetakan)
Batik
printing (cetakan) adalah tekstil atau kain yang dicetak
bergambar/bermotif dengan warna menyerupai karya batik. Proses pembatan
batik ini dilakukan dengan menggunakan mesin, sedangkan motif meniru
motif batik yang sudah ada.
Berdasarkan motif atau polanya, batik dapat dibezakan menjadi batik klasik dan batik pesisir.
1. Batik Klasik
Klasik
berarti suatu karya (umumnya dari masa lampau) yang bernilai seni serta
ilmiah tinggi berkadar keindahan dan tidak luntur sepanjang masa.
Berdasarkan pengertian di atas maka batik klasik merupakan suatu karya
seni yang bersifat kuno atau tradisi yang memiliki kadar keindahan
tinggi. Batik klasik tidak luntur sepanjang masa karena bermakna
filosofis yang berarti mengandung unsur-unsur ajaran hidup yang banyak
digunakan khususnya oleh masyarakat Jawa. Batik klasik mempunyai 2 macam
keindahan yaitu keindahan visual dan keindahan filosofi. Keindahan
visual adalah rasa indah penglihatan panca indera yang diperoleh dari
perpaduan atau harmoni berupa susunan bentuk dan warna. Sedangkan
keindahan filosofi atau jiwa adalah rasa indah yang diperoleh karena
susunan arti atau lambang yang membuat gambar sesuai dengan paham yang
dimengerti. Contoh batik klasik adalah parang rusak, kawung, sidomuksi
dan lain-lain.
2. Batik Pesisir
memiliki
motif atau pola yang tidak menganut pola tradisional melainkan memiliki
kebebasan dan kemandiriaan dalam pengungkapan bentuk dan warna.
Berbagai pilihan warna seperti merah, hijau, kuning dan sebagainya dapat
diterapkan.
Batik
dijumpai di berbagai wilayah Indonesia. Motif batik di daerah satu
berbeda dengan motif di daerah lainnya. Masing-masing daerah mempunyai
karakteristik yang berbeda tergantung dari daerah perkembangan batik.
Berdasarkan daerah perkembangannya di pulau Jawa, batik dibezakan
menjadi batik Yogyakarta, batik Solo, batik Banyumas, batik Pekalongan,
batik Cirebon dan lain-lain.